PMR SMP 18 Semarang

Penyesalanku pada ibu

Buah karya : vela 8H

“Anggi.. Anggi.. bangun nak sudah siang..” teriak ibu membangunkanku.

“Ah iya iya bu. Cerewet banget. tau gak sih Anggi tuh masih ngantuk, kenapa dibangunin?” bentakku pada ibu.

“nak. Ayolah bangun, udah siang tu lho. Udah jam 9, bukanya kamu ada kuliah hari ini?”

“apa?, udah jam 9?. Aduh ibu kenapa baru bangunin Anggi jam 9 gini?. Anggi tuh bakal ada matkul jam sepuluh nanti. Kalo gini caranya bisa – bisa Anggi gak boleh ikut matkul itu.” Bentakku lagi pada ibu.

Karna kesal sama ibu dan gak mau denger omelan – omelan dari dosen matkul-ku karna terlambat, aku langsung bergegas menuju kamar mandi. Aku mandi dengan gaya “Bebek” alias dalam bahasaku mandi hanya sekedar menyiram air dan menggosok gigi saja.

“ibu... Anggi pergi kuliah dulu ya. Oh iya mana uang sakuku?”

“iya, ini 30.000 aja ya!”

“loh kok cuman 30.000?, 50.000 dong bu. Anggi tuh udah kuliah bukan anak SMA lagi yang uang sakunya cuman 30.000 doang. Mana ah 50.000 kasih!”

“iya – iya ini 50.000. udah sana cepet berangkat!”

*********

“aduh kok macet gini sih, bisa – bisa aku telat nih. Oke deh naik ojek aja.” Pikirku dalam hati.

Oh iya guys, sambil nunggu aku sampai kampus. Aku mau ngenalin diri nih sama kalian. Namaku Anggita Namira Aerunnisyah atau yang sering dipanggil Anggi. Aku anak cewek satu – satunya di dalam keluargaku. Aku juga merupakan anak terakhir dari tiga bersaudara. Kakak pertamaku Vendi dan kakak keduaku Satrio.

*********

“Anggi, kenapa kamu baru datang? Jam berapa ini?” omel dosenku, pak Gunawan.

“ma.. ma.. maaf pak saya terlambat, Tadi macet pak. Lagian juga baru aja jam setengah sebelas kok. Saya boleh masuk kan pak?” jelasku pada pak Gunawan.

“baru jam setengah sebelas katamu?. Kamu sudah terlambat tiga puluh menit pada mata kuliah saya!. Kamu tidak boleh masuk!. Kamu baru boleh masuk setelah mata kuliah saya selesai. Paham?”

“yah, pak saya mohon, izinkan saya masuk. Please lah pak, sekali iniii saja. Ya ya ya pak ya.” Pintaku ke pak Gunawan.

“huh jahat banget sih tu dosen. Awas ya pak!”. Gerutuku dalam hati.

Sambil nunggu mata kuliah pak Gunawan selasai, aku menuju kantin buat sarapan karna tadi pagi aku belum sarapan.

*********

Semangkok bakso dan segelas lemon tea sudah berada di depan mataku dan aku harap makanan minuman ini udah bias ngeganjel perutku yang sedari tadi minta diisi makanan. Hmmm yummmmy.

“hey Anggi. Kenapa lo telat tadi?” aku terkagetkan oleh datangnya Ana di sampingku.

“huh dasar lo tuh, Ngagetin gua aja. Tadi tuh nyokap gua baru ngebangunin gua jam Sembilan. Gila apa? Ngebangunin jam Sembilan, ya jadinya gua telat gini”

“ha ha ha, Anggi.. Anggi. Dasar anak mama banget lo, Udah gede masih aja dibangunin sama nyokap lo. Kayak gua dong mandiri!.” Ejekan Ana yang pedas bagiku.

“huh dasar lo Na, temen kesel lo seneng. Sahabat macam apa lo?” balasku pada Ana.

Eh guys, ini Ana. Dia sahabatku sedari SMA dulu. Dia best friend aku banget lho. Dia selalu ada buat aku setiap saat jika aku butuhin dia, walau kadang ngeselin kayak gini sih. Umurnya 19 tahun sama seperti umurku. Dia juga masuk dalam fakultas ekonomi sama sepertiku juga.

Setelah ngobrol – ngobrol lama sama Ana tiba – tiba....

Teeeeeettttttt..... bunyi bel tanda masuk dan dimulai matkul selanjutnya. Aku berlari dari kantin menuju ruang kelasku demi tidak terlambat lagi seperti tadi.

“fiuh, untung aja gak telat lagi.” Bisikku pada Ana yang Cuma dibalas dengan senyuman manisnya.

*********

‘ibu.. mana makanannya? Kok belum ada sih di meja makan? Anggi laper bu habis kuliah.” Amarahku pada ibu.

“bentar nak, ibu lagi nyiapin makanan. Kamu cuci tangan dan cuci kaki dulu sana! Sambil nungguin makanannya jadi.” Jawab ibu

“enggak ah males. Udah dong cepet makanannya mana? Anggi laper bu. Anggi laper!.”

Aku memang anak manja. Sedari kecil aku sudah dimanja sama orangtuaku. Tiap aku minta apaaa aja sama mereka, pasti mereka turutin demi kesenanganku. Maklumlah aku kan anak terakhir, cewek pula. Lagian keluargaku juga termasuk keluarga yang serba kecukupan kok. Jadi gak masalah kan kalo aku minta sama orangtuaku.

*********

“aduh ibu.. kenapa lama banget sih makanannya?. Anggi udah laper.”

“maaf nak kalo udah nunggu lama. Ini makanannya.”

“yaudah sekarang ibu cuciin baju kotorku ya. Habis ini Anggi mau mandi.”

“iya nak ibu cuciin kok” #sambil membalikkan badan.

“cuiihhh. Makanan basi apa ini bu? Tega – teganya ibu ngasih makanan ke anaknya makanan basi seperti ini” gerutuku pada ibu.

#membalikkan badan ke arahku. “basi apa nak? enggak basi ah, orang ibu baru aja masak kok udah basi?. Coba sini ibu rasakan, hmm enggak basi kok”

“uh masak sih nggak basi?, tapi rasanya nggak enak bu. Cepet bikinin Anggi makanan lagi.”

“iya iya ibu bikin lagi!”

“nah gitu dong. Bikinin yang enak ya.”

*********

Pagi ini hujan cukup lebat, aku menjalani aktivitas pagiku seperti biasa. Karna hujan, aku ke kampus diantar sama kak vendi. Duh senengnya, akhirnya kesampaian juga aku bisa ke kampus dianter kak Vendiku yang unyu ini. Tapi ada yang berbeda dalam pagi ini, perasaanku nggak enak gak seperti biasanya. Keringat dingin mulai membasahi tubuhku. “apa yang akan terjadi pada hari ini?” tanyaku pada diri sendiri.

*********

Krrrrriiiiiiinnnnnnggggg.... dering handphone di tasku, ternyata sms dari kak Satrio, tumben banget kak Satrio telepon, mau apa ya?

“hallo, assalamualaikum. Iya kak ada apa?. Anggi lagi ada di kelas nih, cepet neleponenya ya kak” ucapku memulai telepon

“hallo, waalaikumsalam. Anggi.. cepetan ke rumah sakit!. Ibu sakit parah nih. Ibu sakit kanker darah, cepetan kemari!”. Terdengar suara tangisan dari kak Satrio.

“apaa?” dengan serentak teman – teman sekelas sekaligus dosenku menoleh kearahku karena terkagetkan oleh teriakanku tadi.

“apa? Ibu sakit kanker darah?, kok bisa?, kenapa gak cerita?. Ya udah sekarang kakak ada di rumah sakit mana?” lanjutku pada telepon

“kakak lagi ada di rumah sakit Hermina nih. Kamu cepet kesini ya! Kakak tunggu”

“ya udah Anggi kesana sekarang, Assalamualaikum”

“iya waalaikumsalam”

Setelah mendapat izin dari dosenku, aku bergegas menuju rumah sakit dimana ibu dirawat untuk menghilangkan penyakitnya. Aku berdoa dalam perjalanan ini semoga aku tidak kejebak macet, amin.

*********

Sesampainya di rumah sakit, aku berlari menuju ruang operasi dimana ibu akan menjalankan operasi untuk mengambil penyakit yang mendiami tubuh ibu.

“huhuhu, kenapa ibu nggak pernah ngomong sama kita kalo dia punya penyakit seperti ini?”

“kakak nggak tau nggi kenapa ibu melakukan itu ke kita. Udah nggak usah nangis terus, kita berdoa aja biar operasi ini berjalan dengan lancar, amin” ucap kak Vendi.

“huhuhu iya kak, kita doain ibu aja ya”

Delapan jam berlalu dan alhamdulillah operasi ini berjalan dengan baik dan lancar. Setelah selesai menjalankan operasi, ibu kemudian dipindahkan ke ruang ICU.

Selama lima hari ibu mengalami koma, kami sekeluarga harap – harap cemas menunggu anugerah dari Allah SWT. Anugerah allah yang sangat terindah untuk kali ini adalah kesadaran ibu dari komanya. Dan anugerah tersebut diberikan untuk kami pada siang hari ini. Yaa ibu sudah sadar dari komanya. Kami sekeluarga segera berkumpul di kamar inap rumah sakit ini. Hanya untuk melihat kesadaran ibu dari koma.

“nggi.. Anggi.., kesini nak, duduk di deket ibu” pinta ibu kepadaku.

“iya bu, Anggi duduk sini. Ibu, kenapa ibu nggak pernah cerita ke kami masalah penyakit ibu?”

“maafin ibu nak, ibu cuman nggak pengen menyusahkan kalian. Dan ibu cuman pengen melihat senyuman kalian tanpa ada beban dari ibu, sekali lagi maafin ibu ya nak”

“kenapa ibu meminta maaf? Justru Anggi yang harus meminta maaf,selama ini Anggi selalu merepotkan ibu, selalu bikin ibu capek. Anggi minta maaf bu”

“enggak Anggi, Anggi enggak merepotkan ibu kok, ibu kan sayang sama Anggi. Udah ah nggak usah nangis gitu sayang”

“vendi, Satrio kesini nak” pinta ibu ke kedua kakakku”

“iya bu” serentak kakakku menghampiri ibu

“Vendi jaga dan sayangi adik – adikmu ya. Satrio hormati kakakmu dan sayangi kakak adikmu, itu aja pesen ibu. Nggak banyak. Mungkin waktu ibu berada di dunia ini hanya tinggal sebentar saja ”

“kenapa ibu nomong kayak gitu, semua itu yang nentuin allah bu, hanya allah. Iya bu kami akan selalu ingat pesan – pesan ibu” jawab kakakku

Kerna sudah tak tahan lagi, aku menangis sejadi – jadinya di pelukan ibu. Sungguh nyaman pelukan ibuku walau sedang sekarat ini. Tanpa aku sadari pelukanku tadi membuat ibuku tertidur kembali. Dan tanpa aku sadari juga, tidur ibu kali ini adalah tidur untuk selama – lamanya. Tidur yang tak akan terbangun lagi.

“ibu.. ibu.. ibu bangun bu, jangan tinggalin Anggi, kak Vendi dan kak Satrio bu. Bangun bu, Anggi nggak mau ditinggal ibu. Ayo bangun bu. Anggi mohon” tangisku semakin menjadi – jadi, namun apa daya? Ibuku tidak akan terbangun lagi.

*********

Sudah seminggu aku menyendiri dikamar, tiada satu orang pun yang mampu membuatku semangat hidup lagi, sekalipun itu Ana sahabatku sendiri. Aku tak mau keluar kamar, kecuali jika aku ingin bung air ke kamar mandi, akupun tak mau makan. Aku sudah seperti mayat hidup saja.

Hanya penyesalan, penyesalan dan penyesalan yang aku rasakan. Penyesalan karena selama ini membuat ibu repot mengurusku tanpa aku pikirkan lelah letih yang ibu rasakan selama ini.

“ibu.. ibu.. itkah kamu?”

“iya nak ini ibu.”

“bu, Anggi kangen bu sama ibu. Ibu pulang ke rumah ya, biar bisa kumpul lagi sama kak Vendi dan kak Satrio. Ibu mau kan pulang?”

“maaf nak, ibu tidak bisa. Ibu sudah tenang disini. Ibu cuman mau bilang, kamu jangan kehilangan semangat hidupmu itu ya. Mana semangatmu?. Setahu ibu, Anggi anak ibu itu orangnya periang dan ceria, tepi kenapa Anggi yang sekarang murung terus?. Jadi ibu minta, Anggi jangan murung terus kayak gini ya”

“iya bu Anggi nggak akan murung lagi kok, tp ibu pulang ya”

“pintar anak ibu, maaf nak ibu tidak bisa. Yaudah ibu pamit pergi dulu ya”

“ta..tapi bu, Anggi masih kangen. Ibu jangan pergi dulu”

“selamat tinggal sayangku, ibu sayang kalian semua”semakin lama, sosok ibu menhilang dari hadapanku

‘ibbbbbuuuuu...”aku terbangun dari tidurku

“astaga, ternyata tadi itu aku cuman mimpi? Ya Allah” ucapku dalam hati.

Aku beranjak dari tempat tidurku mengambil handphone untuk menelepon Ana.

“Anggi.... kemana saja kamu? Udah seminggu seminggu kok ngurung diri gitu? Aku kangen tau sama kamu.” Ana memulai teleponku

“hehehe sorry ya na, yaudah sekarang kamu kesini gih. Ntar kita jalan - jalan ke mall ya, aku dah lama gk jalan – jalan ke mall nih”

“siip deh tuan ratu. Sepuluh menit lagi aku dah sampe kok dirumahmu.”

“okay thank you my best friend. Bye, jangan lama – lama ya”

“okay. Your’e welcome”nggak akan lama kok”

Semenjak ibu mengunjungi mimpiku, aku menjadi tidak murung lagi. Aku kembali menjadi Anggi yang periang dan ceria. Namun bedanya, Anggi yang sekarang tidak manja seperti Anggi yang dulu. Karna apa? Karna aku nggak pengen merepotkan kakak – kakakku . I LOVE YOU SO MUCH MOM, AND I LOVE YOU SO MUCH MY BROTHERS. Semoga engkau tenang disana bu, aminn.

*THE END*

PMR SMP 18 Semarang

Senin, 24 September 2012

kegiatan foto bersama anggota pmr tahun ajaran 2011/2012

Minggu, 23 September 2012

Cerpen

STRUTUR ORGANISASI PMR TAHUN 2012/2013